Minggu, 08 April 2012

ALIRAN JABARIYAH DAN QADARIYAH

Diposting oleh Randaagustina di 23.33

DOSEN PENGASUH
ZULFAH MAKIYAH S.ag
TUGAS TERSTRUKTUR
ILMU KALAM








ALIRAN JABARIYAH DAN QADARIYAH
OLEH :
RANDA AGUSTINA
1101110015

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI
FAKULTAS SYARIAH
AHWAL AL-SYAKHSYIYYAH
BANJARMASIN
2011


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul ”PENGERTIAN DASAR ALIRAN JABARIYAH DAN QADARIYAH” Makalah ini berisikan tentang Pengertian JABARIYAH DAN QADARIYAH karakteristik serta perspektif. Makalah ini memberikan informasi kepada kita semua tentang JABARIYAH DAN QADARIYAH.
Kami menyadari bahwa
Makalah  ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan Makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan
Makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Banjarmasin,5 oktober 2011








BAB I
PENDAHULUAN
Permulaan dari perpecahan umat Islam, boleh dikatakan sejak wafatnya Nabi. Tetapi perpecahan itu menjadi reda, karena terpilihnya Abu Bakar menjadi khalifah. Demikianlah berjalan masa-masa kekhalifahan Abu Bakar, Umar, dalam kubu persatuan yang erat dan persaudaraan yang mesrah. Dalam masa ketiga khalifah itulah dipergunakan kesempatan yang sebaik-baiknya dan mengembangkan Islam keseluruh alam. Tetapi setelah Islam meluas kemana-mana, tiba-tiba diakhir khalifah Utsman, terjadi suatu cedera yang ditimbulkan oleh tindakan Utsman yang kurang disetujui oleh pendapat umum.
Inilah asalnya fitnah yang membuka kesempatan untuk orang-orang yang lapar kedudukan, menggulingkan pemerintahan Utsman. Semenjak itulah, berpangkalnya perpecahan umat Islam sehingga menjadi beberapa partai atau golongan. Pada pembahasan kali ini kami akan menjelaskan tentang mazhab Qadariyah dan Jabariyah.










A. ASAL USUL MUNCULNYA SEKTE JABARIYAH
Jabariyah berasal dari kata jabara yang berarti memaksa. Di dalam Al-Munjid, dijelaskan bahwa nama jabariyah berasal dari kata jabara yang mengandung arti memaksa dan mengharuskannya melakukan sesuatu.[1] Dalam arti bahwa setiap perbuatan yang dilakukan oleh manusia baik perbuatan buruk, jahat dan baik semuanya telah ditentukan oleh Allah SWT dan bukan atas kehendak atau adanya campur tangan manusia.
Faham al-jabar pertama kali diperkenalkan oleh Ja’d bin Dirham kemudian disebarkan oleh Jahm bin Shufwan dari Khurasan.[2] Ja'ad bin Dirham, menjelaskan tentang ajaran pokok dari Jabariyah adalah Alquran adalah makhluk dan sesuatu yang baru dan tidak dapat disifatkan kepada Allah. Allah tidak mempunyai sifat yang serupa dengan makhluk, seperti berbicara, melihat dan mendengar. Manusia terpaksa oleh Allah dalam segala hal.
 Dalam perkembangan selanjutnya faham al-jabar juga dikembangkan oleh tokoh lainnya Al-Husain bin Muhammad An-Najjar dan Ja’d bin Dirrar. Mengenai kemunculan faham al-jabar ini, para ahli sejarah pemikiran mengkajinya melalui pendekatan geokultural bangsa Arab. Di antara ahli yang dimaksud adalah Ahmad Amin. Ia menggambarkan bahwa kehidupan bangsa Arab yang dikungkung oleh gurun pasir Sahara memberikan pengaruh besar ke dalam cara hidup mereka. Ketergantungan mereka kepada alam Sahara yang ganas telah memunculkan sikap penyerahan diri terhadap alam.
Menurut Harun Nasution Jabariyah adalah paham yang menyebutkan bahwa segala perbuatan manusia telah ditentukan dari semula oleh Qadha dan Qadar Allah. Maksudnya adalah bahwa setiap perbuatan yang dikerjakan manusia tidak berdasarkan kehendak manusia, tapi diciptakan oleh Tuhan dan dengan kehendak-Nya, di sini manusia tidak mempunyai kebebasan dalam berbuat, karena tidak memiliki kemampuan. Ada yang mengistilahlkan bahwa Jabariyah adalah aliran manusia menjadi wayang dan Tuhan sebagai dalangnya.


B.PARA PEMUKA JABARIYAH DAN DOKTRIN-DOKTRINNYA
1.      Jabariyah extrim , Bahwa segala perbuatan manusia bukan merupakan perbuatan yang timbul dari kemampuan dirinya sendiri , tetapi perbuatan yang di paksa atas dirinya.

Tokoh-tokoh pemuka jabariyah Extrim :
a.       Jahm bin sofwan (Abu mahrus jaham bin shafwan)
1.manusia tidak mampu berbuat apa-apa
2.surga dna neraka tidak kekal
3.Iman adlah ma’rifat atau  membenarkan dalam hati
4. Kalam tuhan adalah mahluk
b.      Ja’ad bin dirham(maulana Malik hakim)
1.      Al-Qur’an adalah mahluk
2.      Allah tidak memiliki sifat yang serupa dengan mahluknya
3.      Manusia di paksa oleh Allah dalam segala Halnya
2.      Jabariyah Moderat, Tuhan memang menciptakan perbuaatn manusia baik perbuatan jahat maupun perbuatanbaik. Tetapi manusia juga mempunyai bagian dalam dirinya .
Tokoh-tokoh pemuka jabariyah Moderat:
c.       An-najr
 1.Tuhan menciptakan segala perbuatan dalam diri manusia, tetapi manusia                  mengambil peranan atau bagian dalam mewujudkean perbuatan-perbutan tersebut.
2.Tuhan tidak dapat di lihat di Akhirat
d.      Ad-dhirar (Adhirar bin amr)
1. Manusia tidak hanya merupakan wayang yang di gerakkan dalang, yaitu Allah sebagai dalangnya.
C. ASAL USUL MUNCULNYA SEKTE QADARIYAH
Qadariyah berasal dari bahasa Arab, yaitu kata qadara yang artinya kemampuan dan kekuatan.[3] Adapun menurut pengertian terminology, Qadariyah adalah suatu aliran yang percaya bahwa segala tindakan manusia tidak diintervensi oleh Tuhan.aliran ini berpendapat bahwa tiap-tiap orang adalah pencipta bagi segala perbuatannya, ia dapat berbuat sesuatu dan meninggalkannya atas kehendaknya sendiri.[4]
Harun Nasition menegaskan bahwa manusia mempunyai qudrah atau kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya, dan bukan berasal dari pengertian bahwa manusia terpaksa tunduk kepada qadar Tuhan.[5]
Menurut Ahmad Amin, ada ahli teologi yang mengatakan bahwa qadariyah pertama kali dimunculkan oleh Ma’bad Al-Jauhani dan Ghailan Ad-Dimasqy. Ma’bad adalah seorang taba’I yang dapat dipercaya dan pernah berguru kepada Hasan Al-Bashri.
Ibnu Nabatah dalam kitabnya Syarh Al-Uyun, seperti dikutip Ahmad Amin, memberi informasi lain bahwa yang pertama kali memunculkan faham Qadariyah adalah orang Irak yang semula beragama Kristen kemudian masuk Islam dan balik lagi ke agama Kristen. Dari orang inilah Ma’bad dan Ghailan mengambil faham ini.[6]
Abu Zahra menuturkan bahwa paham ini muncul sejak zaman sahabat dan masa Bani Umayyah. Ketika itu para ulama membicarakan tentang masalah Qadar dan kekuasaan manusia ketika berhadapan dengan kekuasaan mutlak Tuhan. Adapaun tokoh yang mendirikan aliran ini menurut Abu Zaharah dan al-Qasimi adalah Jahm bin Safwan, yang bersamaan dengan munculnya aliran Qadariayah.







D.QADARIYAH DAN DOKTRIN-DOKTRINNYA
Tokoh pemikir pertama kali yang menyatakan paham Qadariyah adalah Ma'bad al-Jauhani. Yang kemudian diikuti oleh Gailan al-Damasyqi. Sementara itu Ibnu Nabatah sebagaimana dikemukakan oleh Ahmad Amin berpendapat bahwa paham Qadariyah itu pertama kali muncul dari seorang asal Irak yang mengaut Kristen lagi. Dari tokoh inilah Ma'bad al-Jauhani dan Ghailan al-Damasyqi menerima paham Qadariyah.
Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahqa doktrin Qadariyah pada dasarnya menyatakan bahwa segala tingkah laku manusia dilakukan atas kehendakya sendiri. Manusia mempunyai kewenagan untuk melakuakan segala perbuatan atas kehendaknya sendiri, baik berbuat baik maupun berbuat jahat. Oleh karena itu, ia berhak mendapatkan pahala atas kebaikan yang ia lakukan dan juga behak pula memperoleh hukuman atas kejahatan yang diperbuat.
Faham takdir dalam pandangan qadariyah bukanlah dalam pengertian takdir yang umum dipakai oleh bangsa Arab ketika itu, yaitu faham mengatakan bahwa nasib manusia telah ditentukan terlebih dahulu. Dalam perbuatan-perbuatannya, manusia hanya bertindak menurut nasib yang telah ditentukan sejak azali terhdap dirinya. Dalam faham Qadariyah, takdir itu adalah ketentuan Allah yang diciptakan-Nya bagi alan semesta beserta seluruh isinya, sejak azali, yaitu hukum yang dalam istilah Al-quran sunnatullah.[7]








BAB III
PENUTUP
Terkait qada’ dan qadar, mula-mula muncul permasalahan tentang kebebasan dan keterpaksaan manusia (al-jabr wa al-ikhtiyar). Pemikiran seputar masalah ini melahirkan dua kutub pemikiran ekstrim yang berbeda, yaitu Jabariyah dan Qadariyah. Faham Jabariyah pertama kali dipopulerkan oleh Ja’d bin Dirham di Basrah yang intinya menafikan adanya perbuatan otonom seorang hamba dengan menyandarkan semuanya kepada Allah.
Dalam pendapatnya, manusia digambarkan tidak memiliki sifat kesanggupan yang hakiki sehingga segala perbuatannya (baik ketaatan atau kemaksiatan) pada dasarnya adalah keterpaksaan (majburah) karena tidak berasal dari kekuasaan, kehendak maupun usahanya sendiri. Ide jabariyah ini kemudian terpelihara dalam gerakan pemikiran muridnya yaitu Jahm bin Shafwan, yang kepadanya dinisbatkan aliran Jahmiyah.













Kesimpulan
1.      Paham Qadariyah adalah nama yang dipakai untuk salah satu aliran yang memberikan penekanan terhadap kebebsan dan kekuatan manusia dalam menghasilkan perbuatan-perbuatannya. Tokoh pemikirnya adalah Ma'bad al-Jauhani.
2.      Dalam ajarannya, aliran Qadariyah sangat menekankan posisi manusia yang amat menentukan dalam gerak laku dan perbuatannya. Manusia dinilai mempunyi kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya sendiri atau untuk tidak melaksankan kehendaknya itu.
  1. Jabariyah berarti menghilangkan perbuatan dari hamba secara hakikat dan menyandarkan perbuatan tersebut kepada Allah SWT. Tokoh pemikirnya adalah al-Ja'ad ibn Dirham
4.      aliran Jabariyah ini menganut paham bahwa manusia tidak mempunyai kemerdekaan dalam menentukan kehendak dan perbuatannya. Manusia dalam paham ini betul melakukan perbuatan, tetapi perbuatannya itu dalam keadaan terpaksa.













Daftar pustaka

Yusuf , M. Yunan , Alam Pemikiran Islam , Perkasa Jakarta , 1990
Nasution, Harun Muhammaad Abduh dan teologi Rasional, UI Perss, 1986
Ma’luf, Luwis, Al-, Al-Munjid , Al-Khathulikiyah, Beirut , 1945
Anwar rosihon, dan  Abdurozak , ilmu kalam. Pustaka Setia . Bandung . Cet III . 2007.

Madkour, Ibrahim , Aliran dan Filsafat islam , Bumi Aksara, Jakarta . 1995



















DAFTAR ISI
Kata pengantar…………………………………………………………………….i
Bab I Pendahuluan......………………………………………………………….ii
Bab II Pembahasan ……………………………………………………………….1
A.    Asal Usul Munculnya sekte Jabariyah…………………………….1
B.    Para pemuka Jabariyah dan Toko-tokohnya…………...………2
C.     Asal Usul munculnya sekte Qodariyah……………………………2
D.    Qdariyah dan Doktrin-Doktrinnya……..…………………………..3
Bab III penutup……………………………………………………………………...4
A.    kesimpulan…………………………………………………………………..4
B.    Daftar pustaka…………………………………………………………….5








[1] Luwis ma’luf . al-munjid fi al-laughh wa al-alm . Beirul .Dar Al-masyriq , 1998 . hal. 78
[2] Abdul rozak , Rosihun anwar . ilmu kalam. Pustaka Setia . Bandung . cet III . 2007. Hal.64
[3] Luwis ma’luf al-yusui. Al-munjid. Al- khatalikiyah,Beirut.1945.hal 436
[4] Al-yusu’I op.cet.hal 31
[5] Ibrahim madkour . aliran dan toeri filsafat Islam . Bumi aksara . jakarta .1995. hal 59
[6] Abdul Rozak , Rosihon anwar. . ilmu kalam. Pustaka Setia . Bandung . cet III . 2007. Hal 71
[7] Yunan Yusuf. Alam pikiran Islam. Jakarta . 1990 . hal 25


0 komentar:

Posting Komentar

 

Randa Agustina Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea